Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Bagaimana siklus akuntansi perusahaan jasa itu? Mungkin ini adalah pertanyaan yang ada di benak kita. Dalam artikel sebelumnya yaitu tentang siklus akuntansi, kami telah menginformasikan bahwa tidak ada perbedaan siklus akuntansi perusahaan Jasa, Perusahaan Dagang dan perusahaan manufaktur (Industri). Karena yang namanya siklus akuntansi adalah proses yang di mulai dari penjurnalan sampai dengan menghasilkan sebuah laporan keuangan.
Pada
kesempatan kali ini kita akan membahas tetang siklus akuntansi melalui sebuah
contoh kasus atau soal akuntansi perusahaan jasa yaitu dengan menggunakan salon
anggi sebagai Obyek.
Berikut Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Pengumpulan bukti transaksi. Ini tidak
termasuk sebagai sebuah bagian siklus akuntansi tapi rutinitas dasar kegiatan
akuntansi. Setelah mengumpulkan bukti tersebut maka akan di peroleh sebuah data
keuangan. Kasus ini artikelnya adalah Contoh Soal Akuntansi Perusahaan Jasa
1. Pernjurnalan.
Penjuarnalan atau pengelompokan adalah siklus
paling pertama dari kegiatan akuntansi. Dari pengumpulan bukti di atas maka
akan di hasilkan sebuah jurnal. Kasus ini artikelnya adalah : Jurnal Umum Akuntansi Perusahaan Jasa
Pembuatan Buku Besar atau pengimputan data
kebuku besar. Adalah proses dari pengelompokan atas nilai nominal akun
masing-masing untuk mengetahui saldo dari tiap perkiraan atau akun. Contoh
penyelesaiannya adalah : Buku Besar Akuntansi Perusahaan Jasa
Selanjutnya adalah membuat sebuah neraca
saldo / neraca percobaan untuk melihat bahwa pengimputan data dari jurnal umum
ke buku besar sudah benar dengan membuat neraca saaldonya, melihat posisi atara
debet dan kredit seimbang. Artikelnya bisa di baca pada Neraca Saldo / Percobaan Perusahaan Jasa
4. Jurnal Penyesuaian
Berikutnya yaitu membuat penyesuaian. Yaitu
melakukan penyesuaian antara fisik dan saldo dalam akun serta penyesuaian atas
beberapa penyusutan peralatan dan sebagainya, pada proses ini biasanya kan
muncul perkiraan /akun baru. Contoh Artikelnya adalah Contoh Soal Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
5. Neraca Lajur
Setelah proses tersebut kita memasuki 2
proses yaitu imput data buku besar dan pembuatan Neraca Lajur. Yang pertama
adalah melakukan imput data jurnal penyesuaian kedalam buku besar. Artikel
pengimputan buku besar ini adalah : Buku Besar Perusahaan Jasa Setelah Penyesuaian Kemudian
melakukan imput jurnal penyesuaian ke neraca lajur dan membuat neraca setelah
di sesuaian. Artikelnya adalah : Contoh Neraca Lajur Perusahaan Jasa.
Dalam neraca lajur akan ada kolom neraca setelah di sesuaikan. Periksa saldo
masing-masing perkiraan. Jika ada yang tidak sama antara saldo buku besar
dengan neraca setelah di sesuaikan maka periksa dan temukan kesalahannya.
6. Laporan Keuangan
Proses berikutnya dari siklus akuntansi
perusahaan jasa ini adalah pembuatan laporan keuangan berupa Neraca, Laporan
Rugi Laba dan Laporan perubahan modal.
7. Jurral Penutup
Proses berikutnya adalah dengan melakukan
penutupan (Jurnal Penutup) atas beberapa akun yang mempengaruhi semua perkiraan
dan akun dalam Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal. Akun yang di
tutup adalah Pendapatan, Biaya, Prive, Rugi Laba. Artikelnya bisa di baca
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap kali
melakukan penjurnalan, maka yang di lakukan pula imput data kedalam buku besar.
Hal ini nantinya akan membuat semua perkiraan yang di tutup akan ber-saldo Rp.
0,00. Sehingga yang tersisa adalah perkiraan / akun yang mempengaruhi neraca
saja yang memiliki saldo.
8. Jurnal Pembalik
Jurnal Pembalik adalah proses terakhir.
Biasanya jurnal ini di lakukan saat melakukan pembalikan atas beberapa akun
yang telah di tutup untuk mengembalikan saldonya. Biasanya yang di balik adalah
pembayaran yang di bayar dimuka yang belum jatuh tempo.
9. Neraca Akhir / Awal
Pembuatan Neraca Akhir dan Awal. Disebut
sebagai neraca akhir karena di hasilkan pada akhir periode dan di sebut neraca
awal karena akan di gunakan sebagai Neraca awal siklus periode berikutnya.
Artikelnya adalah:
1. Kuitansi
Kuitansi adalah suatu tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh penerima uang dan diserahkan kepada pihak yang membayar. Bagi pihak yang mengeluarkan kuitansi akan dicatat dalam akun kas sebelah debet, sedangkan bagi pihak yang menerima kuitansi akan dicatat dalam akun kas sebelah kredit. Mengapa demikian? Karena bagi pihak penerima uang dapat dikatakan sebagai penjual, sehingga pabila penjual menjual barang atau jasa maka akan memperoleh pendapatan yang berarti kas penjual bertambah. Demikian juga bagi pembeli akan mengeliarkan sejumlah uang untuk barang atau jasa sehingga kas akan berkurang.
Kuitansi adalah suatu tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh penerima uang dan diserahkan kepada pihak yang membayar. Bagi pihak yang mengeluarkan kuitansi akan dicatat dalam akun kas sebelah debet, sedangkan bagi pihak yang menerima kuitansi akan dicatat dalam akun kas sebelah kredit. Mengapa demikian? Karena bagi pihak penerima uang dapat dikatakan sebagai penjual, sehingga pabila penjual menjual barang atau jasa maka akan memperoleh pendapatan yang berarti kas penjual bertambah. Demikian juga bagi pembeli akan mengeliarkan sejumlah uang untuk barang atau jasa sehingga kas akan berkurang.
2.
Nota
Nota
adalah suatu bukti untuk pembelian atau penjualan secara tunai yang dikeluarkan
oleh pedagang eceran.
Bagi
pihak yang mengeluarkan nota akan dicatat dalam perkiraan akun kas sebelah
debet, sedangkan bagi pihak penerima akan dicatat dalam akun kas sebelah
kredit.
Contoh
nota:
3. Faktur (Invoice)
Jadi faktur adalah bukti untuk pembelian atau penjualan secara kredit yang dikeluarkan oleh pihak penjual. Bagi pihak yang mengeluarkan faktur akan dicatat dalam akun utang sebelah kredit.
Contoh faktur:
3. Faktur (Invoice)
Jadi faktur adalah bukti untuk pembelian atau penjualan secara kredit yang dikeluarkan oleh pihak penjual. Bagi pihak yang mengeluarkan faktur akan dicatat dalam akun utang sebelah kredit.
Contoh faktur:
4.
Cek
Cek
adalah suatu surat perintah pembayaran yang dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan
di bank (nasabah) agar bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya
tertera dalam cek tersebut.
Keterangan:
·
Bagi
pihak yang mengeluarkan cek akan dicatat dalam akun kas sebelah kredit,
sedangkan bagi pihak yang menerima cek akan dicatat dalam akun kas sebelah
debet
·
Pihak
yang mengeluarkan dan menandatangani cek disebut penarik
·
Bank
yang membayar sejumlah uang untuk suatu cek disebut tertarik
·
Pihak
yang menerima pembayaran cek disebut penerima
5.
Memo
Memo
adalah bukti pencatatan yang bersifat intern yang dibuat antar bagian atau yang
dibuat oleh manager untuk bagian akuntansi.
PENYIAPAN TRANSAKSI
PENYIAPAN TRANSAKSI
Penyiapan transaksi merupakan tahap
penginputan, yaitu menjadikan transaksi siap untuk diolah oleh akuntansi.
Kekurang-optimalan dalam penyiapan transaksi akan mempengaruhi proses dan
bahkan output yang dihasilkan akuntansi. Sebagaimana telah dibahas, input
akuntansi adalah transaksi, yaitu peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
terjadinya perubahan dana. Terdapat 3 (tiga) fungsi utama dalam penyiapan transaksi,
yaitu:
a. Fungsi pengidentifikasian; menangkap peristiwa yang memenuhi syarat sebagai transaksi.
b. Fungsi pengukuran; mengkuantifikasi transaksi menggunakan alat ukur tertentu.
c. Fungsi pendokumentasian; merekam transaksi ke dokumen atau bukti.
PENGIDENTIFIKASIAN TRANSAKSI
Peristiwa atau kejadian dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa diklasifikasi
sebagai transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a. Menyebabkan perubahan dana, dan
b. Dapat diukur menggunakan satuan dana
Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi, apakah memenuhi kriteria sebagai transaksi atau sebagai non-transaksi. Berikut ini beberapa contoh transaksi:
a. Penerimaan kas Rp305.010 dari setoran modal pemilik.
b. Penjualan produk Rp305.990 secara kredit
c. Pembelian aset Rp2.312.970 secara tunai
d. Penyetoran aset Rp1.312.100 ke perusahaan oleh pemilik
e. Pembayaran gaji dan honorarium staff Rp2.005.750
f. Penerimaan pelunasan piutang Rp176.670 dari pelanggan PENYIAPAN TRANSAKSI PENCATATAN TRANSAKSI
Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, Pengukuran, dan Pengakuan pendapatan usaha Rp2.108.370 secara tunai Peristiwa non-transaksi tidak akan diproses oleh akuntansi utama. Berikut ini
contoh peristiwa non-transaksi:
a. Pelanggan menanyakan tentang tarif jasa konsultasi
b. Penghitungan prediksi upah lembur untuk 1 bulan berikutnya
c. Penyimpanan uang tunai di brankas pada akhir jam kerja
d. Rotasi karyawan yang dilakukan perusahaan
e. Pemindahan persediaan ke gudang
f. Penyusunan rencana biaya dan penghasilan yang dituangkan di anggaran
g. Penyesuaian tarif jasa pelayanan untuk mengikuti kenaikan bahan bakar minyak Dari perspektif pihak-pihak yang terlibat, transaksi dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) jenis:
a. Transaksi eksternal; jika transaksi melibatkan pihak eksternal. Contoh: penjualan tunai ke pelanggan, setoran modal dari pemilik, dan pembayaran gaji karyawan.
b. Transaksi internal; jika transaksi hanya melibatkan perusahaan. Contoh:
pengakuan aset yang berubah menjadi biaya penyusutan, dan pengakuan biaya karena prinsip konservatisme (biaya kerugian piutang tak tertagih).
PENGUKURAN TRANSAKSI
Pengukuran merupakan salah satu fungsi penting dan krusial di akuntansi. Pengukuran yang tidak tepat ataupun tidak akurat akan menghasilkan informasi keuangan yang berisiko menyesatkan. Satuan ukuran yang digunakan di akuntansi sejauh ini adalah unit moneter atau satuan uang.
Dengan menggunakan satuan uang maka interpretasi atas informasi yang
disajikan akuntansi diharapkan dapat lebih baku. Penggunaan satuan moneter juga memungkinkan informasi akuntansi dapat digabungkan dan dibandingkan untuk memberi gambaran yang komprehensif tentang perusahaan. Lebih lanjut, informasi akuntansi suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi perusahaan lain.
Terdapat beragam pengukuran, diantaranya adalah 4 jenis pengukuran yang didiskusikan di literatur akuntansi, yaitu:
a. Biaya historis (historical cost);
b. Biaya kini (current cost);
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value); Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, Pengukuran, dan Pendokumentasian
Nilai sekarang (present value). Akuntansi pada dasarnya menggunakan kos historis (historical cost) sebagai pengukuran dalam pencatatan transaksinya karena kos historis ini dipertimbangkan paling obyektif menggambarkan transaksi yang sesungguhnya, dan transaksi dapat diverifikasi keterjadiannya. Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a) Penghitungan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menghitung besarnya nilai moneter suatu transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang melibatkan pihak eksternal.
b) Penetapan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menetapkan besarnya nilai moneter suatu transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang bersifat internal.
Contoh 1: Diketahui : 3 Februari perusahaan membeli secara tunai bahan habis pakai (supplies) berupa kertas sejumlah 100 rim dengan harga Rp25.000/rim.
Diminta : Hitunglah nilai moneter bahan habis pakai (supplies) yang dibeli?
Jawab : 100 unit x Rp25.000 = Rp2.500.000
Contoh 2:
Diketahui : 13 Februari, perusahaan menghasilkan pendapatan dari konsultasi Rp250.000, dari data keuangan Rp700.000, dan dari penjualan ebook Akuntansi Berbasis Matematika Rp600.000. Semua transaksi tersebut dilakukan secara kredit, dan dicatat di satu akun, yaitu akun Pendapatan usaha. Diminta : Hitunglah nilai moneter yang dicatat di akun Pendapatan usaha
Jawab : Rp250.000 + Rp700.000 + Rp600.000 = Rp1.550.000
a. Fungsi pengidentifikasian; menangkap peristiwa yang memenuhi syarat sebagai transaksi.
b. Fungsi pengukuran; mengkuantifikasi transaksi menggunakan alat ukur tertentu.
c. Fungsi pendokumentasian; merekam transaksi ke dokumen atau bukti.
PENGIDENTIFIKASIAN TRANSAKSI
Peristiwa atau kejadian dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa diklasifikasi
sebagai transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a. Menyebabkan perubahan dana, dan
b. Dapat diukur menggunakan satuan dana
Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi, apakah memenuhi kriteria sebagai transaksi atau sebagai non-transaksi. Berikut ini beberapa contoh transaksi:
a. Penerimaan kas Rp305.010 dari setoran modal pemilik.
b. Penjualan produk Rp305.990 secara kredit
c. Pembelian aset Rp2.312.970 secara tunai
d. Penyetoran aset Rp1.312.100 ke perusahaan oleh pemilik
e. Pembayaran gaji dan honorarium staff Rp2.005.750
f. Penerimaan pelunasan piutang Rp176.670 dari pelanggan PENYIAPAN TRANSAKSI PENCATATAN TRANSAKSI
Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, Pengukuran, dan Pengakuan pendapatan usaha Rp2.108.370 secara tunai Peristiwa non-transaksi tidak akan diproses oleh akuntansi utama. Berikut ini
contoh peristiwa non-transaksi:
a. Pelanggan menanyakan tentang tarif jasa konsultasi
b. Penghitungan prediksi upah lembur untuk 1 bulan berikutnya
c. Penyimpanan uang tunai di brankas pada akhir jam kerja
d. Rotasi karyawan yang dilakukan perusahaan
e. Pemindahan persediaan ke gudang
f. Penyusunan rencana biaya dan penghasilan yang dituangkan di anggaran
g. Penyesuaian tarif jasa pelayanan untuk mengikuti kenaikan bahan bakar minyak Dari perspektif pihak-pihak yang terlibat, transaksi dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) jenis:
a. Transaksi eksternal; jika transaksi melibatkan pihak eksternal. Contoh: penjualan tunai ke pelanggan, setoran modal dari pemilik, dan pembayaran gaji karyawan.
b. Transaksi internal; jika transaksi hanya melibatkan perusahaan. Contoh:
pengakuan aset yang berubah menjadi biaya penyusutan, dan pengakuan biaya karena prinsip konservatisme (biaya kerugian piutang tak tertagih).
PENGUKURAN TRANSAKSI
Pengukuran merupakan salah satu fungsi penting dan krusial di akuntansi. Pengukuran yang tidak tepat ataupun tidak akurat akan menghasilkan informasi keuangan yang berisiko menyesatkan. Satuan ukuran yang digunakan di akuntansi sejauh ini adalah unit moneter atau satuan uang.
Dengan menggunakan satuan uang maka interpretasi atas informasi yang
disajikan akuntansi diharapkan dapat lebih baku. Penggunaan satuan moneter juga memungkinkan informasi akuntansi dapat digabungkan dan dibandingkan untuk memberi gambaran yang komprehensif tentang perusahaan. Lebih lanjut, informasi akuntansi suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi perusahaan lain.
Terdapat beragam pengukuran, diantaranya adalah 4 jenis pengukuran yang didiskusikan di literatur akuntansi, yaitu:
a. Biaya historis (historical cost);
b. Biaya kini (current cost);
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value); Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, Pengukuran, dan Pendokumentasian
Nilai sekarang (present value). Akuntansi pada dasarnya menggunakan kos historis (historical cost) sebagai pengukuran dalam pencatatan transaksinya karena kos historis ini dipertimbangkan paling obyektif menggambarkan transaksi yang sesungguhnya, dan transaksi dapat diverifikasi keterjadiannya. Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a) Penghitungan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menghitung besarnya nilai moneter suatu transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang melibatkan pihak eksternal.
b) Penetapan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menetapkan besarnya nilai moneter suatu transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang bersifat internal.
Contoh 1: Diketahui : 3 Februari perusahaan membeli secara tunai bahan habis pakai (supplies) berupa kertas sejumlah 100 rim dengan harga Rp25.000/rim.
Diminta : Hitunglah nilai moneter bahan habis pakai (supplies) yang dibeli?
Jawab : 100 unit x Rp25.000 = Rp2.500.000
Contoh 2:
Diketahui : 13 Februari, perusahaan menghasilkan pendapatan dari konsultasi Rp250.000, dari data keuangan Rp700.000, dan dari penjualan ebook Akuntansi Berbasis Matematika Rp600.000. Semua transaksi tersebut dilakukan secara kredit, dan dicatat di satu akun, yaitu akun Pendapatan usaha. Diminta : Hitunglah nilai moneter yang dicatat di akun Pendapatan usaha
Jawab : Rp250.000 + Rp700.000 + Rp600.000 = Rp1.550.000
SUDUT IFRS
Terdapat perbedaan pengukuran transaksi versi IFRS dan US GAAP. Pengukuran transaksi berdasarkan IFRS berbasis pada nilai wajar (fair value), sedangkan US GAAP berbasis pada kos historis (historical cost).
- Kos historis adalah nilai yang diukur dan disajikan sebesar kas (setara kas) yang diterima atau dibayarkan saat transaksi. Nilai tersebut disajikan tidak hanya pada saat aset tersebut dibeli, tetapijuga sepanjang waktu selama aset tersebut dimiliki. Misalnya, PT Qalbu membeli tanah
Rp100.000.000,00. Pada saat pembelian, Perusahaan mencatat asset tanah sebesar Rp100.000.000,00. Jika pada akhir tahun, nilai wajar tanah tersebut menjadi Rp.150.000.000,00 maka berdasarkan prinsip historis, perusahaan tetap akan melaporkan tanah tersebut seharga Rp100.000.000,00.
- Nilai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi wajar (arm’s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadahi (PSAK 13 revisi 2011). Informasi nilai wajar lebih berguna dibanding kos historis untuk jenis aset dan liabilitas tertentu. Misalnya pada 3 januari2013, PT Qalbu membeli pabrik untuk tujuan investasi dan untuk disewakan kepada pihak lain. Pabrik memiliki harga pembelian sebesar Rp.50.000.000. Pada 31 desember 2013, nilai pasar bangunan tersebut adalah Rp55.000.000. Dengan menggunakan pengukuran nilai wajar, di akhir periode perusahaan akan melaporkan nilai pabrik sebesar nilai wajarnya (Rp55.000.000).
Terdapat perbedaan pengukuran transaksi versi IFRS dan US GAAP. Pengukuran transaksi berdasarkan IFRS berbasis pada nilai wajar (fair value), sedangkan US GAAP berbasis pada kos historis (historical cost).
- Kos historis adalah nilai yang diukur dan disajikan sebesar kas (setara kas) yang diterima atau dibayarkan saat transaksi. Nilai tersebut disajikan tidak hanya pada saat aset tersebut dibeli, tetapijuga sepanjang waktu selama aset tersebut dimiliki. Misalnya, PT Qalbu membeli tanah
Rp100.000.000,00. Pada saat pembelian, Perusahaan mencatat asset tanah sebesar Rp100.000.000,00. Jika pada akhir tahun, nilai wajar tanah tersebut menjadi Rp.150.000.000,00 maka berdasarkan prinsip historis, perusahaan tetap akan melaporkan tanah tersebut seharga Rp100.000.000,00.
- Nilai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi wajar (arm’s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadahi (PSAK 13 revisi 2011). Informasi nilai wajar lebih berguna dibanding kos historis untuk jenis aset dan liabilitas tertentu. Misalnya pada 3 januari2013, PT Qalbu membeli pabrik untuk tujuan investasi dan untuk disewakan kepada pihak lain. Pabrik memiliki harga pembelian sebesar Rp.50.000.000. Pada 31 desember 2013, nilai pasar bangunan tersebut adalah Rp55.000.000. Dengan menggunakan pengukuran nilai wajar, di akhir periode perusahaan akan melaporkan nilai pabrik sebesar nilai wajarnya (Rp55.000.000).
Dokumentasi
adalah:
1. Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
2. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.
3. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.
4. Penyimpanan bahan-bahan deskrepsi tertulis dari program komputer.
5. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi.
6. Penyediaan atau pengumpulan bukti atau keterangan, umumnya berari pencarian, penyelidikan, pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.
7. Arsip kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.
8. Instruction, admonition. (Instruksi, Peringatan)
9. The act or an instance of furnishing or authenticating with documents. (Tindakan atau suatu kejadian memperlengkapi atau membuktikan keaslian dengan dokumen)
10. The provision of ships papers to a ship. (Kelengkapan dokumen pengiriman melalui kapal/pesawat).
11. Surat berharga, surat bukti yang diperlukan bagi sidang pengadilan.
12. Surat yang dimiliki pemerintah, perusahan lain.
13. Pendokumentasian, mendokumenkan, mendokumentasi, system dari dokumen.
14. Sesuatu yang tertulis, tercatat yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
15. Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dsb.
16. Deskripsi tertulis dari program computer.
17. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolah, dan penyimpanan informasi.
19. Pencarian, penyelidikan, pengumpulan, penguasaan, pengawetan, penyusunan, pemakain dan penyediaan.
20. Penyimpanan bukti-bukti.
21. Collecting, selecting, procesing, and keeping information in a field of science.
1. Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
2. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.
3. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.
4. Penyimpanan bahan-bahan deskrepsi tertulis dari program komputer.
5. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi.
6. Penyediaan atau pengumpulan bukti atau keterangan, umumnya berari pencarian, penyelidikan, pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.
7. Arsip kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.
8. Instruction, admonition. (Instruksi, Peringatan)
9. The act or an instance of furnishing or authenticating with documents. (Tindakan atau suatu kejadian memperlengkapi atau membuktikan keaslian dengan dokumen)
10. The provision of ships papers to a ship. (Kelengkapan dokumen pengiriman melalui kapal/pesawat).
11. Surat berharga, surat bukti yang diperlukan bagi sidang pengadilan.
12. Surat yang dimiliki pemerintah, perusahan lain.
13. Pendokumentasian, mendokumenkan, mendokumentasi, system dari dokumen.
14. Sesuatu yang tertulis, tercatat yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
15. Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dsb.
16. Deskripsi tertulis dari program computer.
17. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolah, dan penyimpanan informasi.
19. Pencarian, penyelidikan, pengumpulan, penguasaan, pengawetan, penyusunan, pemakain dan penyediaan.
20. Penyimpanan bukti-bukti.
21. Collecting, selecting, procesing, and keeping information in a field of science.
No comments:
Post a Comment